JAKARTA (Indonesia Today Online) -Iran dan Arab Saudi sepakat berdamai mengakhiri perselisihan selama bertahun tahun berkat mediasi yang dilakukan oleh China. Permusuhan Iran dan Arab Saudi selama bertahun-tahun membuat kawasan Teluk kian memanas dengan munculnya konflik di Yaman dan Suriah.
Pemimpin negara-negara dunia menyambut gembira pemulihan hubungan diplomatik Arab Saudi dan Iran yang diumumkan, Jumat malam. Kedua negara sepakat membuka kembali hubungan diplomatik yang terhenti selama ini, melalui kesepakatan yang diteken di China.
Pengumuman perdamaian kedua negara itu dilakukan setelah ada pertemuan rahasia di Beijing antara pejabat tinggi kedua negara selama empat hari dan akan membuat Amerika dan sekutu Zionisnya risau.
Teheran dan Riyadh sepakat melanjutkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan masing-masing dalam waktu dua bulan. Demikian menurut pernyataan yang dirilis Iran, Arab Saudi, dan China.
“Kesepakatan juga termasuk pengakuan kedua negara terhadap kedaulatan masing-masing dan tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri masing-masing,” kata pernyataan yang dirilis, dilansir dari Reuters, yang dikutip Minggu (12/3/2023).
Arab Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada 2016 setelah kedutaannya di Teheran diserbu massa lantaran Riyadh mengeksekusi ulama Syiah.
Saudi juga menuding Iran sebagai dalang penyerangan rudal dan drone pada kilang minyak di 2019 serta penyerangan kapal tanker minyak Saudi di Teluk. Iran membantah semua tuduhan itu.
Kelompok pemberontak Huthi dukungan Iran di Yaman juga melancarkan serangan rudal dan drone ke Arab Saudi.
Kesepakatan perdamaian antarkedua negara ditandatangani oleh pejabat keamanan Iran Ali Shamkhani dan penasihat keamanan nasional Saudi Musaid bin Muhammad Al-Aiban.
Diplomat China Wang Yi menyebut kesepakatan itu sebagai kemenangan dialog dan perdamaian.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Saudi sudah mengabarkan perdamaian ini kepada Amerika Serikat meski Washington tidak terlibat langsung. Dia mengatakan AS akan mendukung proses perdamaian untuk mengakhiri perang di Yaman.
“Ini bukan soal China. Kami mendukung segala upaya meredakan ketegangan di Timur Tengah. Menurut kami hal itu sesuai dengan kepentingan kami dan sesuatu yang kami upayakan melalui kombinasi diplomasi dan pencegahan,” kata Kirby.