Oleh: Sayyid Ali Umar al-Habsyi
Meragukan kesucian nasab manusia-manusia sepertinya telah sejak lama menjadi menu favorit kaum munafik durjana yang nasab mereka sangat tercemar dengan berbagai kehinaan.
Di zaman Nabi Muhammad saw mereka tidak segan-segan meragukan kesucian nasab Baginda Nabi Mulia Muhammad saw. Sehingga beliau saw pun bangkit marah atas fitnah yang sudah kelewat batas itu. Bagaimana tidak, manusia-manusia yang dari sisi nasab tidak jelas, apakah mereka anak haram jadah atau hasil pernikahan sah (mengingat tidak sedikit yang terbukti ternyata mereka adalah anak haram jadah) berani-beraninya mengecam Nasab Mulia nun Suci Baginda Nabi saw!
Para Muhaddisin Ahlu Sunnah dan selainnya telah meriwayatkan banyak hadis tentang adanya kebiadapan sikap mereka itu. Di antaranya adalah hadis/riwayat di bawah ini:
“حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي زِيَادٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ الْمُطَّلِبِ بْنِ أَبِي وَدَاعَةَ قَالَ:
جَاءَ الْعَبَّاسُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَأَنَّهُ سَمِعَ شَيْئًا
Abbas datang menemui Rasulullah saw, sepertinya dia mendengar sesuatu,
فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ فَقَالَ مَنْ أَنَا فَقَالُوا أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ عَلَيْكَ السَّلَامُ
Maka Nabi saw berdiri di atas mimbar dan bersabda: Siapakah aku ini?
Mereka menjawab: Engkau adalah Rasul Allah, salam atasmu.
قَالَ أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْخَلْقَ فَجَعَلَنِي فِي خَيْرِهِمْ ثُمَّ جَعَلَهُمْ فِرْقَتَيْنِ فَجَعَلَنِي فِي خَيْرِهِمْ فِرْقَةً ثُمَّ جَعَلَهُمْ قَبَائِلَ فَجَعَلَنِي فِي خَيْرِهِمْ قَبِيلَةً ثُمَّ جَعَلَهُمْ بُيُوتًا فَجَعَلَنِي فِي خَيْرِهِمْ بَيْتًا وَخَيْرِهِمْ نَفْسًا
Aku adalah Muhammad putra Abdullah putra Abdul Muththalib. Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk-Nya lalu menjadikan ku pada yang terbaik dari mereka. Lalu Allah menjadikan yang terbaik itu menjadi dua kelompok dan Dia pun menjadikanku pada kelompok yang terbaik. Lalu Dia menjadikan mereka berkabilah-kabilah dan Dia menjadikanku pada kabilah yang terbaik. Lalu Dia menjadi kabilah-kabilah itu bermarga-marga dan Dia pun menjadikanku pada marga yang terbaik dan paling baik jiwanya.
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ”
Abu Isa (Imam Tirmidzi) berkata: Ini adalah Hadis Hasan
Dalam keterangan sebagian Pakar Hadis dipertegas bahwa Abbas datang menemui Nabi saw mengeluhkan ucapan sebagian orang yang mengecam kesucian dan kemuliaan Nasab Nabi saw. Maka Nabi saw mengumpulkan para sahabat, termasuk mereka yang mengecam-ngecam Kesucian dan Kemuliaan Nasab Nabi saw, setelahnya Nabi saw berpidato dengan nada marah dan bertanya kepada mereka. Nabi saw mempertegas Kemuliaan dan Kesucian para leluhur beliau saw.
Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa Nabi saw juga menyindir ketidak sucian nasab si pengecam itu, dan berkata kepada sahabat, ‘Mengapakah tidak ada di antara kalian yang bertanya siapa ayahnya yang sesungguhnya?’
Lalu ada sahabat berdiri dan bertanya, ‘ Wahai Rasulullah, siapa sebenarnya ayahku?’ Lalu Nabi saw pun menjelaskan ayahmu adalah si fulan (bukan yang selama ini dikenal sebagai ayahnya)… Ada beberapa sahabat lain juga sempat bertanya dan Nabi saw menjelaskan siapa sebenarkan ayah-ayah biologis mereka… Setelahnya suasana semakin mencekam. Semua terdiam sejenak. Nabi saw bersabda: Mengapakan orang yang mengecam kesucian dan kemuliaan nasab tidak bertanya siapa sebenarnya bapak dia?
Melihat Nabi saw marah, maka Umar bin Al Khaththab berdiri sambil berkata:
رضيت بالله ربا و الإسلام دينا و بمحمد رسولا. عائذ بالله من شر الفتن.
Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Rasul. Aku berlindung kepada Allah dari fitnah terburuk.
Jadi sepertinya sejarah penistaan Nasab Mulia kaum Mulia sudah sejak lama dan dipelopori oleh kaum munafik yang berhati busuk dan bernasab hina.