- ✒️ Husein Alkaff
Beberapa minggu terakhir ini, gonjang ganjing seputar eksistensi para dzurriiyah Nabi saw. yang biasa disebut dengan habib atau habaib menjadi sorotan para netizen di Tanah Air; apakah benar mereka adalah sebuah entitas yang berkaitan dengan darah daging Nabi saw. atau mereka hanya “mengaku-ngaku” sebagai keturunan Nabi saw.?
Perdebatan yang ngeri-ngeri sedap ini dimulai dari pernyataan seorang kyai bernama Imadudin Albantani, yang konon, telah melakukan telaah tentang nasab para habaib ( _Ba’alawi_) dan kemudian dia menyimpulkan bahwa muara mereka yang bernama “Ubaidillah” tidak ada dalam rangkaian (silsilah) nasab yang bersambung kepada Nabi saw. Karena itu, para habaib yang merupakan keturunan Ubaidillah, menurutnya, bukanlah keturunan Nabi saw.
Tak ayal lagi, pernyataan kyai itu menimbulkan pro-kontra yang cukup keras sampai pada hal yang bersifat tendensius dan agak rasis.
Saya tidak akan melibatkan diri dalam perdebatan masalah itu. Yang menarik perhatian saya sekaitan dengan masalah ini adalah adanya statement yang menyeret Syiah. Apa pasal?
Salah satu buku yang dijadikan referensi telaah Kyai Imamuddin itu adalah buku _”Al Syajarah al Mubarokah”_. Buku ini, menurut orang yang kontra terhadap pernyataan Kyai Imaduddin, bukanlah karya Fakh al Razi, seorang ulama Sunni yang terkenal. Buku ini ditemukan oleh seorang ulama Syiah bernama Syihabuddin Mar’asyi masih dalam bentuk manuskrip _(makhthuth)_ di sebuah perpustakaan di Istanbul dan kemudian dicetak olehnya, lalu buku itu dinisbatkan kepada Fakhru al Razi.
Dengan itu, ada dua hal yang menjadi sorotan orang yang kontra dengan pernyataan Kyai Imaduddin,1. Syihabuddin Mar’asyi telah melakukan pemalsuan dengan menisbatkan buku itu kepada ulama Sunni, dan 2, dia lah yang sebenarnya mengingkari entitas habaib sebagai dzurriyah Nabi saw. Betulkah Syihabuddin Mar’asyi telah melakukan dua kesalahan dan kecerobohan itu?
Syihabuddin Mar’asyi (1897–1990) seorang sayyid dari marga besar Mar’asyi yang tersebar di Irak dan Iran. Selain seorang ulama bahkan seorang _marja’ taqlid_ (pemimpin agama dalam bidang fiqih) bagi kalangan Umat Islam Syiah, beliau adalah seorang yang menekuni nasab dzurriyah Nabi saw. di dunia Islam. Beliau memiliki sebuah perpustakaan besar yang menyimpan ribuan judul kitab, baik dalam bentuk cetak maupun manuskrip di kota Qom, Iran.
Banyak dari para peneliti, Muslim maupun Barat, yang melakukan penelitian kepustakaan yang menetap di Qom demi memudahkan mereka dalam melakukan penelitiannya.
Karena kegemarannya menelusuri nasab dzurriyah Nabi saw., Sayyid Syihabuddin Mar’asyi pernah melakukan korespodensi dengan seorang habib terkenal bernama Habib Alwi bin Thahir Alhaddad (1884-1962). Beliau pernah menjadi mufti di Malaysia (1934-1961). Berikut ini satu kutipan dari surat Sayyid Syihabuddin Mar’asyi kepada Habib Alwi bin Thahir Alhaddad.
_”Saudaraku, saya adalah seorang dari Ahlil bait Nabi dan dari putra paman-pamanmu, keturunan Imam Abu Abdillah Alhusain as_. _Sejak saya tahu mana kanan dan mana kiri, saya seorang yang gemar mengumpulkan sanad dan jalur yang berakhir pada Nabi yang mulia saw. Tuhanku swt. telah memberiku karunia dengan memperolah hampir dua ratus ijazah dari para ulama Islam, namun saya terhalang untuk memperolah ijazah dari orang-orang yang berada di tempat anda, dari para ulama negeri anda karena jauhnya jarak dan sulitnya berziarah serta tidak adanya pada kami buku-buku tentang biografi ulama Yaman dan Hadramaut_
_Saya merasa menyesal dari semua itu hingga sang ayah yang soleh, Sayyid Muhammad bin Aqil bin Yahya, mengarahkanku kepada anda yang mulia. Sekarang, wahai Sayyid, saya memohon ijazah dari yang mulia untuk meriwayatkan Hadis-Hadis Nabi saw. yang telah anda dengar dan riwayatkan_
_Harapan saya dari sifat-sifat ‘Alawiyah anda, kiranya anda memberikan ijazah kepada saya yang tulus ini demi memperbanyak sanad dan meyebarkan Hadis serta mengambil berkah…..”_
_Kemudian harapan lain dari yang mulia agar kiranya anda mengirim kepada saya biografi anda dan nama-nama para guru anda berikut foto nasab anda yang penuh berkah karena saya seorang yang gemar mengumpulkan nasab-nasab dzuriyyah dari dua cucu mulia; Alhasan dan Alhusain_”
(baca: https://t.me/AlaridiCenter)
Kutipan ini sengaja saya tunjukan untuk membuktikan bahwa Sayyid Syihabuddin Mar’asyi adalah seorang yang mengakui para habaib sebagai dzurriyah Nabi saw. Dengan ini, tuduhan Sebagian kalangan yang tidak bertanggung jawab bahwa orang Syiah lah yang mengingkari nasab mereka tidak benar adanya.
Kemudian, anggaplah Sayyid Syihabuddin Mar’asyi telah memalsukan buku _”Syajarah al Mubarakah”_ itu, maka kesalahan itu dilakukan oleh pribadi beliau bukan oleh sebuah kelompok Syiah. Meskipun sudah jelas bahwa beliau adalah seorang yang mengakui para habib sebagai dzurriyah Nabi saw.
Semoga narasi kebencian dan tuduhan yang tidak berdasar dijauhkan dari sesama Umat Islam dengan berbagai mazhab dan golongannya.
23042023