Ustadz Manachem Ali bagai menemukan mainan baru tentang nasab Ba’alawi tetapi tidak membaca manual book lebih dulu sehingga mainannya tidak berfungsi dengan baik karena banyak tools yang tak dimengertinya. Meneliti ilmu nasab tanpa mempelajari sejarah adalah buta dan seorang yang buta tidak akan bisa memberikan petunjuk tentang arah jalan.
Manachem Ali mengkaji nasab Ba’alawi tetapi tidak mengerti sejarah dan tokoh-tokoh utama bani Alawi. Meneliti hal khusus dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang umum sehingga menimbulkan kerancuan.
Sibuk membahas tentang keturunan Gahtan di Yaman yang katanya tidak bersambung nasab ke Nabi Ismail as dan Nabi Ibrahim itulah cikal bakal kaum Hadrami yang ia samakan dengan Ba’alawi. Padahal Ba’alawi di Hadramaut pada awalnya adalah kaum pendatang dari Basrah Iraq dengan tokoh sentralnya Imam Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi bin Muhammad an-Naqib dan Imam Muhammad an-Naqib berhijrah dari Madinah ke Basrah Iraq.
Buku yang dibaca Manachem Ali benar tetapi dengan cara pandang yang salah karena mengikut kaidah Ki Imaduddin Utsman yang tidak ilmiah dan ahistoris karena terlebih dahulu membuat kesimpulan di awal maka bisa kita tebak hasilnya sebuah kajian yang menyesatkan, penggiringan opini dan adu-domba umat dengan isu nasab Alawiyyin.
Awalnya ingin meneliti nasab bani Alawi dengan kajian ilmiah sebuah upaya yang baik tetapi dengan tujuan yang batil.
Semakin kesini semakin terlihat banyaknya provokasi, ujaran kebencian dan mengarah pada permusuhan maka Doktor Manechem Ali, Ki Imad dkk lebih tepat disebut sebagai para penjahat nasab dan pemecahbelah umat dengan mengobarkan api fitnah..naudzubillah min dzaalik.
ZA 13112023