BATALNYA NASAB KI IMADUDDIN UTSMAN AL-BANTANI
Berdasarkan penuturan orang tuanya yakni Ki Sarman dan Hj. Syu’arah, serta diambil dari manuskrip silsilah yang qoyyid dan tsiqoh seperti dari Itsbat Asyof Naqob Maroko, Irak, dan Turki, juga manuskrip atau naskah Merta Singa, manuskrip Serat Panengan Tepas Dalem Ngayogyakarta bahwa telah tercatat bahwa KH. Imaduddin Usman ini adalah putera dari.
Nasab Ki Imaduddin (Utsman)bin Sarman (al-Hasani) al-Bantani ❌
Hj. Su’arah, binti❌
Hj. Aminah, binti❌
Hj. Armunah,binti❌
Ki Utsman,bin
Ki Bendo, bin
Ki Alim, bin
Ki Abdullah, bin
Ki Ibrahim, bin
Syaikh Hasan Basri, bin
Raden ayu Fatimah,❌ binti
Raden Wiranegara ( Syaikh Ciliwulung), bin Raden Arya Wangsakara, bin
Pangeran Wiraraja,
bin Prabu Geusan Ulun,
bin Pangeran Soleh, bin
Pangeran Muhammad Pamelakaran, bin
Pangeran Abdurahman Panjunan, bin
Syaikh Dzatuk Kahfi, bin
Syaikh Dzatuk Ahmad, bin
Syaikh Dzatuk Isa, bin
Syaikh Sayyid Abdul Qodir Kailani, bin
Sayyid Junaid, bin
Sayyid Abdul Qodir, bin
Sayyid Syu’aib, bin
Sayyid Abdul Jabbar, bin
Sayyid Abdul Rozaq, bin
Sayyid Abdul Aziz, bin
Sayyid Ahmad, bin
Sayyid Sholih, bin
Syaikh Sayyid Abdul Qodir Jaelani, bin
Sayyid Janki Dausat, bin
Sayyid Abdulloh, bin
Sayyid Yahya Azzahid, bin
Sayyid Muhammad, bin
Sayyid Daud, bin
Sayyid Musa al-Tsani, bin
Sayyid Abdullah al-Tsani, bin
Sayyid Musa al-Jun, bin
Sayyid Abdullah al-Kamil, bin
Sayyid Hasan al-Mutsanna, bin
Sayyid Hasan al-Mujtaba, bin
Sayyidah Fatimah Az-Zahra, binti
Sayidina Muhammad Rasulullah S.a w
Penulisan nasab diatas adalah salah, sangat dipaksakan dan menyelisihi kaidah pencatatan nasab.❌
Dalam Islam, terdapat beberapa hadits yang menekankan pentingnya menisbahkan seseorang kepada ayahnya. Salah satu hadits yang sering disebutkan terkait hal ini berasal dari riwayat yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Al-As:
> “Barang siapa mengaku-ngaku kepada selain ayahnya, maka dia mendapatkan laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia.” (HR. Ibnu Majah, No. 2599, dan Ahmad, No. 6494).
Hadits ini menunjukkan bahwa menisbahkan nama seseorang kepada selain ayahnya dianggap sebagai dosa besar dalam Islam. Rasulullah SAW menegaskan pentingnya menjaga silsilah dan garis keturunan yang benar serta melarang keras penyimpangan dari ketentuan ini.
Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang sangat menghargai kebenaran dan kejujuran dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam hal nasab dan keturunan. Mengubah atau menisbahkan nama seseorang kepada selain ayahnya bisa dianggap sebagai bentuk penipuan dan penghinaan terhadap kebenaran sejarah serta identitas seseorang.