Editor: Husein Zein Alaydrus
Indonesia Today
JAKARTA- SMA Lazuardi adalah sekolah berwawasan Compassionate School yang berbasis akhlak, toleransi dan kepedulian kepada sesama diharapkan menjadi rule model bagi sekolah-sekolah menengah atas di tanah air.
Pentingnya memiliki role model
menurut saya, dalam menjalani hidup ini sangatlah penting. Kenapa? Karena dengan memiliki role model akan mempermudah kita sebagai generasi muda untuk melihat “The Big Picture” dari mimpi kita secara keseluruhan.
Empat tahun setelah penandatanganan Piagam Welas Asih (Charter for Compassion) di Banyuwangi yang sekaligus menandai Banyuwangi sebagai kota pertama di Indonesia yang menjadi kota welas asih, Sabtu, 11 Agustus 2018 lalu Lazuardi Global Islamic School juga menandatangani piagam yang sama sebagai sekolah welas asih pertama di Indonesia yang tercatat namanya dalam daftar Compassion Action International.
Piagam ini ditandatangani oleh Dr. Haidar Bagir MA selaku Ketua Yayasan Lazuardi yang juga merupakan Board member Compassion Action International.
“Penandatanganan ini sekaligus merupakan awal mula dari perubahan semua jajaran sekolah Lazuardi menuju sekolah berwawasan welas asih” jelas Pak Haidar mengenai cabang dan mitra sekolah Lazuardi yang seluruhnya berjumlah 19 sekolah di seluruh Indonesia. “Sejak awal berdirinya sekolah Lazuardi merupakan sekolah islam berwawasan global, dengan berubahnya nama Lazuardi menjadi Lazuardi Global Compassionate School, bukan berarti keislamannya dihilangkan. Sebaliknya, kita justru mengeksplor lebih dalam lagi ke dalam esensi Islam. Karena kami percaya Welas Asih, atau Rahmah dalam bahasa Arabnya, merupakan esensi ajaran Agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw”, tambahnya.
Di atas semua itu, dengan transformasi Lazuardi menjadi sekolah welas-asih ini, diharapkan para lulusan sekolah-sekolah Lazuardi, ketika terjun di masyarakat, dapat menjadi orang-orang yang memiliki sifat welas-asih kepada sesamanya. Khususnya dalam mengorientasikan kehidupan mereka untuk membantu kepada sesamanya yang mengalami kesusahan.
“Di era sosial media ini mudah sekali orang membenci, menyalahkan, dan merendahkan orang lain. Nah, dengan penekanan terhadap prinsip welas asih Islam ini, diharapkan keadaan ini bisa kita perbaiki.” Begitu penjelasan Pak Haidar.”
Sekolah berbasis welas asih ini diharapkan akan melahirkan siswa-siswi yang mengedepankan karakter positif, terutama welas asih sebagai sebuah aset yang sebenarnya sudah mendarah daging dalam bangsa kita namun akhir-akhir ini seperti tertutup oleh kecenderungan-kecenderungan negatif seperti hedonisme dan egosentrisme sebagian masyarakat kita.
Dengan hadirnya SMA Lazuardi Compassionate School sekarang ini dan masa mendatang akan bisa mengembalikan generasi muda kepada karakter positif sebagai tunas bangsa.