Awal tahun ini disaat pandemi belum berakhir ada tragedi memilukan yakni bom bunuh diri terjadi di depan pintu Katedral Makassar, Minggu 28 Maret 2021 yang mengakibatkan puluhan orang terluka.
Habib Umar Husein Assegaf selaku Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Kekerasan dan Intoleransi (GENERASI) angkat bicara dan mengingatkan kepada semua stakeholder dan semua lapisan masyarakat bahwa ancaman intoleransi dan kekerasan atas nama agama sudah sampai di teras-teras rumah kita dan belum ada blue print penanganan yang komprehensif dan integral sampai hari ini. Dengan jaringan Kyai Muda dan Habaib, GENERASI dibawah komando Habib Umar siap berkontribusi melawan kebangkitan Intoleransi di Indonesia.
Polisi sedang menyelidiki dan mengidentifikasi pelaku dan motifnya tapi sudah dapat diduga pelakunya adalah seorang radikalis yang menganut faham Salafi Wahabi yang sudah punya rekam jejak kekerasan di negeri ini.
Akibat ledakan ini, polisi menangkap 4 orang tersangka jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Bima, NTB.
“Pasca bom Makassar tersebut, Polri juga telah menangkap 4 orang tersangka terorisme kelompok JAD Bima, NTB,” ujar Kapolri Listyo di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3). Polisi mulai menemukan identitas pelaku pengeboman, yakni seorang laki-laki dan perempuan. Kondisi tubuh keduanya sudah berpotongan, sehingga Kepolisian harus mengidentifikasinya lebih lanjut dan diduga kuat Listyo menerangkan L merupakan teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). L juga diketahui memiliki keterkaitan dengan peristiwa bom di Gereja Katedral Jolo, Filipina pada 2018 silam.
Atas peristiwa ledakan bom di Katedral Makassar ini Habib Umar mengucapkan rasa duka dan bela sungkawa yang dalam kepada para korban dan umat Kristiani dan mengingatkan agar tidak terprovokasi, karena tindakan barbar dan teror ini tidak mewakili agama manapun walaupun mereka melakukannya atas nama agama.
“Karena intoleransi, kekerasan dan teror adalah sesuatu yang tidak bisa dibenarkan, sebuah perilaku setani yang menjadi musuh kita bersama, pungkasnya.”