Skor Intelligence Quotient atau IQ hingga kini masih menjadi tolak ukur kecerdasan intelektual. Orang yang skornya di atas 140 dianggap punya IQ tinggi. Sementara orang yang skornya di atas 160 disebut jenius.
Kecerdasan manusia, sejatinya tidak hanya bisa diukur dari kecerdasan intelektual melalui tes IQ. Pasalnya, tes IQ “hanya” mengukur keterampilan khusus seperti penalaran, ingatan, dan pemecahan masalah. Namun, tes ini tidak dapat menangkap gambaran lebih luas dari kemampuan orang secara keseluruhan.
Tes IQ juga tidak menilai ciri-ciri penting seperti kreativitas atau keterampilan emosional. Bahkan, orang dari latar belakang berbeda memiliki tingkat pengetahuan berbeda-beda dengan konsep dan struktur tes, sehingga skor rendah tidak mewakili kemampuan intelektual sebenarnya.
Sehingga, IQ dinilai bukan satu-satunya penentu kecerdasan seseorang. Ada ciri-ciri lain yang menunjukkan kecerdasan, berikut lima di antaranya, melansir laman Bobo.grid:
- Rasa ingin tahu tinggi
Tanda orang cerdas yang sering terlihat adalah rasa ingin tahunya yang tinggi.
Kita menikmati membaca buku, seni, dan belajar bahasa dan budaya lain. Atau, kita ingin mengetahui jawaban dari inti permasalahan, berselancar di internet untuk menggali minat baru, dan banyak lagi.
Pada dasarnya, rasa ingin tahu terkait erat dengan kecerdasan. Kita terus belajar sepanjang hidup, melebihi apa yang kita perkirakan.
Bukan sekadar menerima apa adanya, kita berusaha mencari tahu alasannya. Selain itu kita lebih cenderung melihat gambaran lengkap dari situasi tertentu, tidak hanya hitam dan putih.
- Berpikiran terbuka
Berpikiran terbuka atau open minded juga jadi salah satu tanda orang cerdas.
Orang cerdas bisa menerima pendapat dan pandangan orang lain. Mereka tidak akan memaksakan pendapat atau keinginan.
- Penuh kasih dan empati
Empati adalah bagian dari kecerdasan emosional yang berhubungan dengan tingkat IQ.
Menurut Goleman (2017), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur emosi, menjaga emosi, dan pengungkapan melalui kesadaran diri, pengendalian diri, empati, motivasi diri, dan keterampilan sosial.
Orang yang cerdas cenderung memiliki rasa empati dan penuh dengan kasih. Mereka bisa memahami apa yang dirasakan oleh orang lain.
- Tahu batas kemampuan
Orang yang cerdas akan mengetahui batas kemampuan dirinya dan tidak akan bertindak seolah mengetahui segalanya.
Kalau belum bisa melakukan atau belum tahu sesuatu mereka akan mengakuinya.
Kemudian mereka juga akan berpikiran secara terbuka dan belajar jauh lebih banyak dari orang lain.
- Suka mengamati dan mengingat
Daripada banyak bicara dan berdebat dengan orang lain, orang yang cerdas biasanya cenderung lebih diam dan cermat dalam mengamati sesuatu. Orang yang cerdas biasanya bisa menangkap hal yang dilewatkan oleh orang lain.
Memerhatikan apa yang terjadi di sekitar dapat menunjukkan tingkat kecerdasan. Mengandalkan memori adalah kemampuan kita untuk menyimpan dan bekerja dengan informasi tertentu. Kemampuan mengamati dan mengingat berhubungan dengan berbagai jenis kecerdasan.
Salah satunya pengamatan yang tersirat dari karya kreatif, yang menunjukkan kecerdasan spasial-visual. Atau, kita memiliki memori yang baik dari informasi yang dibaca atau didengar. Ini adalah bentuk kecerdasan verbal-linguistik.
Pemahaman mendalam tentang alam bahkan bisa dianggap sebagai jenis kecerdasan, menurut Gardner. Kecerdasan naturalis bisa muncul sebagai kemampuan bawaan untuk mengenali pola atau perubahan dalam lingkungan alam.
Sumber: Kompas