Belakangan ini status warga keturunan Arab mulai dibincang, komitmen kebangsaannya dipertanyakan bahkan kadang dicap sebagai penumpang dengan narasi cemooh rasial yang pedas sebagai reaksi terhadap sejumlah individu yang melakukan aksi negatif. Padahal kerap kali perilaku buruk beberapa individu merupakan akibat dari pola perlakuan orang-orang sekitarnya, bukan kesukuan dan garis keturunanya.
Karena itu, mungkin diperlukan penjelasan yang proporsional tentang komunitas alawi sebagai berikut :
- Alawi (jamaknya, alawiyin) di Indonesia adalah sebutan keluarga bagi para anak cucu dalam rangkaian silsilah panjang yang bermula dari Muhammad bin Ali Ba Alawi, cucu cucu Ahmad Al-Muhajir, yang meninggalkan Basrah di Irak bersama keluarga dan para pengikutnya pada tahun 317H/929M dan berhijrah ke Hadramaut di Yaman Selatan.
- Komunitas alawi di Indonesia yang selama ini kerap dianggap keturunan Yaman bukanlah keturunan penduduk asli Yaman yang berhijrah ke Nusantara, namun keturunan pendatang dari Basrah Irak yang juga bukan penduduk asli Irak karena mengungsi dari Hjjaz. Sementara nenek moyang mereka berasal dari Quraisy juga bukan penduduk asli Tanah Arab alias Jazirah.
- Komunitas alawi bukanlah orang-orang Arab karena definisi resmi “orang Arab” adalah orang yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa utama dan hidup sebagai warga resmi secara administratif salah satu negara anggota Liga Arab.
- Komunitas alawi bukanlah keturunan Arab aslli karena alawi sebagai cabang klan Bani Hasyim dalam Quraisy dari yang musta’rab (terarabkan secara sosiologis, bukan Arab genealogis).
- Komunitas alawi bukanlah keturunan Yaman karena Yaman bukan ras dan etnik tapi nama negara yang dihuni oleh warga Yaman yang mayoritasnya beretnik Arab.
- Komunitas alawi adalah nama sebuah suku khas karena karakteristik genealogisnya yang mengharmoniskan Arab dan Ajam sehingga (mestinya) setiap alawi adaptif dengan setiap masyarakat dan daerah manapun serta kultur apapun.
- Komunitas alawi yang lahir dan hidup di Indonesia tercatat secara administratif sebagai warga negara dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama adalah penduduk Indonesia dari suku alawi sebagaimana telah berlaku sejak berabad-abad selama beberapa generasi di banyak negara non Arab, mayoritasnya etnis non Arab dan tidak menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa utama.
- Komunitas alawi di hampir seluruh di negera-negara non Arab, tidak mengaku Arab atau keturunan Arab dan beradaptasi dalam proses akulturasi dan asimilasi secara natural bahkan tidak membentuk identitas komunal khusus berupa perkumpulan dan semacamnya, diakui sebagai penduduk pribumi serta menjadi bagian integral bangsa.
- Komunitas alawi adalah bagian dari masyarakat Arab bila menetap di negara anggota Liga Arab dan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa utama. Artinya, komunitas alawi bukanlah Arab bila menetap di negara-negara non Liga Arab serta tidak menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa utama, seperti Indonesia dan Iran.
- Komunitas alawi juga warga keturunan lainnya yang lahir dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama juga tercatat secara administratif di Dukcapil adalah penduduk asli, bukan pendatang. Arti kata pendatang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pen.da.tang n orang datang; orang asing (bukan penduduk asli): daya pesona Pulau Bali menarik ~ untuk berkunjung ke Indonesia. Mereka datang dari rahim ibunya di bumi Indonesia sebagai tempat kelahiran, tempat menjalani hidup dan kematian.
- Komunitas alawi kloter pertama di Indonesia telah melakukan adaptasi dan melebur secara total karena telah melewati akulturasi di India. Sedangkan komunitas alawi kloter kedua yang datang langsung ke Nusantara sedang melewati proses yang lebih lama untuk larut secara total karena faktor waktu dan beberapa faktor doktrin yang belum sepenuhnya dilepas seperti kafaah.
- Komunitas alawi juga komunitas keturunan Arab Yaman (non alawi) yang lahir dan hidup di Indonesia serta menggunakan bahasa Indonesia adalah warga pribumi Republik Indonesia, bukanlah pendatang seperti nenek moyang mereka yang lahir di Yaman lalu berpindah ke Nusantara.
Komunitas alawi dan non alawi adalah individu-individu majemuk dan berlainan dalam pandangan, sikap, karakter, status sosial, tidak dipertemukan oleh satu pemahaman dan aliran keagamaan dan sikap politik.
Adanya beberapa warga alawi atau keturunan Arab Yaman yang dianggap melakukan perbuatan salah dan buruk atau melanggar hukum dalam aneka kasus bahkan melakukan aksi yang mengganggu stabilitas dan semacamnya karena pemahaman keagamaannya atau pandangan politiknya adalah tindakan individu sebagaimana tindakan individu warga dari suku lainnya, bukan tindakan seluruh komunitas alawi juga bukan tindakan semua komunitas keturunan Arab Yaman (non alawi).
Manusia modern baru masuk ke tanah air pada Era Pleistosen. Nah, manusia pendatang ini terbagi menjadi dua golongan, yaitu Melanesia dan Austronesia. Orang Melanesia datang sejak 50.000 tahun lalu. Melanesia mayoritas berasal dari Afrika dan biasanya bermata biru, menandakan bahwa sebenarnya hampir tak ada satupun dari warga saat ini yang merupakan “pribumi” sejak awal, kecuali campuran dan gennya telah berkembang.
Migrasi kedua sekitar 16.000-35.000 tahun lalu dari Indocina masuk ke Nusantara lewat jalur darat. Setelah itu disusul orang Austronesia sekitar 4.000 tahun lalu dari Formosa ke bagian barat dan timur Nusantara. Akhirnya mereka semua berkembang menjadi berbagai suku yang kita kenal saat ini.
Berdasarkan pernyataan Deputi Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Ibu Herawati Sudoyo,
dalam wawancaranya dengan Tempo Media, pribumi adalah orang yang menghuni suatu kawasan sejak lama, sementara penduduk yang saat ini mendiami Indonesia berasal dari beberapa titik migrasi.
ML 10222