Dalam video bertajuk “Kemesraan Israel dengan Turki & Negara-Negara Arah Islam” konten dorongan kepada Pemerintah RI menjalin hubungan diplomatik dengan Israxl dengan meniru sejumlah negara Arab seperti Mesir, UEA, Bahrain, Jordania, Maroko, Sudan juga Turki, bahkan Saudi yang menurutnya hanya persoalan waktu.
Konten ini kontan mengundang ribuan viewer dalam waktu singkat, dan ditanggapi oleh banyak comment yang seperti biasa memuat pujian untuk narsum juga channel tv-nya sekaligus cemooh untuk rakyat Palestina, Arab, Yaman, Hamas bahkan Islam. Sebagian kecil menyayangkan narasi yang membedaki wajah rezim penjahah tersebut.
Rupanya Dia mengira sikap dan keputusan Maroko dan rezim-rezim Arab lainnya sebagai representasi sikap rakyatnya masing-masing. Padahal dalam fakta objektif mereka tetap mendukung perjuangan rakyat Palestna sebagaimana tercermin dalam sikap para pemain dan supporter Maroko di ajang Piala Dunia 2022.
Dia juga menjadikan sikap sejumlah negara Arab sebagai dasar dorongan kepada Pemerintah Indonesia untuk melakukan hal yang sama. Padahal sikap dan keputusan Indonesia mencerminkan kedaulatannya, bukan meniru-niru, dan bersumber dari komitmennya kepada UUD yang menyerukan dihapuskannya penjajahan di muka bumi.
Dia melengkapi dorongannya dengan mengutip Turki sebagai contoh negara non Arab berpenduduk mayoritas Muslim yang menjalin hubungan diplomatik dengan rezim ziunis. Padahal dia sendiri menolak mengaitkan isu Palestina dengan agama. Kemerdekaan Palestina bukanlah isu agama, namun isu kemanusiaan.
Mestinya dia mengerti, Republik Indonesia tidak menjalin hubungan diplomatik dengan rezim okupator itu bukan karena mayoritas rakyat itu Arab dan Muslim. Mestinya dia paham bahwa Palestina bukan hanya milik warganya dari etnis Arab dan beragama Islam.
Ketika kontroversi baru saja meledak dan sorak sorai para pembenci semua yang berkaitan dengan Arab dan Islam belum mereda, sehari kemudian narsum yang sama membuat video yang kontennya kontras total.
Kali ini melalui teleprompter dia mempresentasikan resensi film berjudul Farha yang dikecam oleh rezim yang nyata mengeksploitasi identitas agama itu. Film yang ditayangkan di Netflix ini mengangkat kisah nyata derita dan perjuangan seorang gadis, Farha, yang menjadi korban sekaligus saksi kejahatan.
Tentu saja, para ekstremis islamphobia dan pemuja Israel shock dan mencak-mencak karena konten ini terkesan menganulir video sebelumnya, bahkan seorang viewer anti Palestina menyerukan video ini ditake-down.
Paling tidak, video yang mengulas kehebatan film Farha ini mengembalikan kyai intelektual ini ke posisinya yang memihak Pemerintah Jokowi, termasuk soal sikap terhadap isu Palestina.
ML 14122022