Nov 26, 2024
spot_img

PILPRES 2024, POLARISASI HITAM DAN REFORMASI JILID 2

Oleh: Ahmad Luthfi Baraqbah

Politik itu mulia apabila dijalankan dengan cara mulia demi tujuan yang MULIA pula dan sebaliknya, juga perlu dipahami bahwa politik itu tidak hitam putih, politik itu cair, dinamis dan bergerak sesuai arah kepentingan yang akan diperjuangkannya. Dalam setiap kontestasi sebuah polarisasi memang tak bisa dihindari sejauh polarisasi platform dan visi misi calon Presiden dan bukan polarisasi ekstrem/tak sehat atau polarisasi hitam seperti dalam fenomena cebong dan kampret.

Pilpres 2019 itu harus kita dijadikan pelajaran dan hikmah bagi kita semua bahwa polarisasi hitam dan pembelahan yang tak sehat terjadi hampir disemua lapisan.

Pada Pilpres 2024 nanti harus kita hindari polarisasi hitam dan tinggalkan cara-cara tak beradab, politisasi agama NO, politisasi ideologi negara NO, pembunuhan karakter dan propaganda kebencian dan permusuhan berdasarkan, suku, agama dan sektarianisme NO.

Kita sedang mencari Presiden atau Administrator negara boleh jadi pilihan kita akan jatuh pada pilihan yang buruk dari yang terburuk.

Kita tidak sedang mencari malaikat juga tidak mau dipimpin “setan” oligarki dan kekuasaan yang membodohi rakyat.

Indonesia adalah negara kaya dan sorga sumber daya alam, semua negara besar berkepentingan dengannya dan berupaya menciptakan polarisasi yang ekstrem di dalam masyarakat agar kita terlena.

Telah kita saksikan sendiri mereka yang dulu santun sekarang berubah jadi srigala dan siap memangsa…

Indonesia sejak Reformasi 1998 tidak punya cetak biru konsep bernegara dan apa yang akan dilaksanakan pasca reformasi semua serba trial and eror. Kita akui atau tidak Reformasi 98 telah mati sebelum berkembang.

Kita sedang mencari Presiden yang membawa ke arah perubahan yang lebih baik dan kita sedang mencari Presiden yang melanjutkan Reformasi jilid 2.

Jadi semua keruwetan- keruwetan itu harus kita sederhanakan dan kita cari benang merahnya dengan melihat rekam jejak agar sikap dan langkah kita lebih mendekati kebenaran.

Jangan sekedar berdebat urusan kontestasi Pilpres yang akan merusak persahabatan, hubungan keluarga dan lain-lain tapi berdebatlah tentang platform dan substansi bagaimana membangun Indonesia ke depan.

Siapapun yang menjadi capres 2024 adalah putra-putra terbaik bangsa, cermati rekam jejaknya dan tentukan pilihan Anda.

Indonesia ke depan harus di pimpin oleh seorang yang strong leadership, anti oligarki, pluralis, relegius dan dekat dengan rakyatnya.

03112022

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

sakarya bayan escort escort adapazarı odunpazarı escort