Kamis, 14 Januari 2021 | 16:58 WIB
WASHINGTON DC, INDONESIA TODAY.online – Garda Nasional Amerika Serikat (AS) berjaga 24 jam di Gedung Capitol setelah kekerasan mematikan pekan lalu.
Reuters melaporkan pada Rabu (13/1/2021), terlihat sejumlah anggota militer yang tidak bertugas tidur siang di lorong dan memenuhi aula besar Gedung Parlemen AS.
Ada juga yang beristirahat di bawah patung Jenderal George Washington, tokoh yang memimpin kemenangan AS dalam pertempuran kemerdekaan melawan Inggris lebih dari dua abad yang lalu.
Sejumlah besar anggota militer mengenakan seragam dan membawa senapan menjaga bagian luar gedung, sementara yang lain berjejer di koridor Capitol.
Dewan Perwakilan Rakyat bertemu untuk mempertimbangkan untuk memakzulkan Presiden Donald Trump atas perannya dalam serangan 6 Januari terhadap demokrasi AS, ketika para pendukungnya menyerbu gedung dengan amukan yang mematikan.
Sementara pasukan Garda Nasional telah ditempatkan di dalam dan di luar Parlemen, setidaknya sejak Jumat (8/1/2021). Sebelumnya mereka tidak dipersenjatai dengan senapan.
Sekarang, beberapa dari 20.000 pasukan Garda Nasional, yang diperintahkan ke Washington DC untuk mengamankan kota sebelum pelantikan Presiden Terpilih Joe Biden pada 20 Januari, memiliki senjata di tangannya.
Mereka juga mengenakan pelindung anti huru-hara. Persediaan masker pelindung gas air mata terlihat bertumpuk di lorong, menurut laporan Reuters.
Pemagaran baru dan tindakan pengamanan lainnya juga dipasang di sekitar gedung, yang bagi banyak orang dipandang sebagai simbol demokrasi global yang penting.
Pagar setinggi tujuh kaki (dua meter) telah didirikan di sekitar Capitol, lengkap dengan penghalang logam. Ditambah lapisan pasukan Garda Nasional melindungi gedung perkantoran kongres yang mengelilinginya.
Ratusan pasukan Garda Nasional siaga 24 jam di dalam Pusat Pengunjung Capitol untuk memperkuat keamanan di Capitol di Washington, Rabu, 13 Januari 2021.
Lihat Foto
Hakeem Jeffries, seorang Anggota Parlemen Demokrat dari New York menilai serangan Rabu lalu sebagai pemberontakan. Sebab melibatkan kekerasan yang mengakibatkan pertumpahan darah warga AS.
Itulah mengapa tindakan pengamanan yang luar biasa telah diambil.
“Petugas dipukuli secara brutal. Para penyerang ingin membunuh Nancy Pelosi, menggantung Mike Pence, dan memburu anggota Kongres. Itu pemberontakan. Itu hasutan. Itu pelanggaran hukum. Itu teror,” kata Jeffries.
Pasukan Garda Nasional telah sering digunakan oleh negara bagian dalam membantu pasukan penegak hukum memadamkan protes selama setahun terakhir.
Namun, keputusan untuk mempersenjatai mereka dengan senjata, menimbulkan kekhawatiran atas ancaman kekerasan lebih lanjut di hari-hari menjelang pelantikan.
Para pejabat mengatakan penting bagi pasukan untuk dipersenjatai untuk pertahanan diri mereka. Walaupun mereka hanya peran pendukung dalam penegakan hukum.
Baca juga: Trump Sebut Pendukungnya yang Sebabkan Kekacauan di Capitol adalah Perusuh
“Capitol telah menanggapi dengan cara yang tepat untuk menanggapi potensi ancaman keamanan hebat yang ditimbulkan oleh teroris domestik dan supremasi kulit putih,” kata Jeffries.
Dia mengatakan, Garda Nasional telah dianggap sebagai bagian dari gelembung keamanan untuk pelantikan. Tetapi berdasarkan peristiwa pekan lalu, keamanan telah ditingkatkan.
Dengan hanya satu minggu tersisa sebelum pelantikan, banyak Partai Republik mempertanyakan apakah Kongres bergerak terlalu cepat dalam pemakzulan.
“Memberhentikan presiden dalam jangka waktu sesingkat itu akan menjadi sebuah kesalahan,” kata Pemimpin Minoritas DPR Kevin McCarthy, anggota dewan dari Partai Republik.
“Itu tidak berarti presiden bebas dari kesalahan. Presiden memikul tanggung jawab atas serangan Rabu di Kongres oleh massa perusuh.”