Tsamara bersama suami terus membuat konten edukasi. Intoleransi kelompok sekuler fanatik tidak kalah berbahayanya dengan kelompok religius fanatik keduanya lahir dari polarisasi pilpres 2014 dan semakin kesini semakin tajam. Intoleransi kedua kelompok ini harus kita cegah dan lawan bersama karena menjadi musuh demokrasi dan kemanusiaan.
Eks kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany diserang sejumlah pihak mulai SARA, kadrun hingga ‘antek Yaman’ setelah keluar dari PSI. Sosiolog dari Universitas Nasional, Sigit Rohadi, menilai hal ini terjadi karena adanya polarisasi yang kian tajam.
Sigit mengatakan polarisasi suku diredam dengan pendekatan agama. Namun menurutnya saat terjadi politisasi agama disertai narasi hitam pada 2014, polarisasi dinilai semakin liar.
“Polarisasi suku dapat diredam dengan pendekatan cross-cutting affiliation dengan agama. Perbedaan suku-suku dan ras tidak menajam karena dapat diikat kembali oleh agama. Ketika berlangsung politisasi agama sejak tahun 2014 disertai narasi hitam oleh para politisi, polarisasi berjalan semakin liar,” tuturnya.
Sigit menuturkan kebebasan berpendapat digunakan untuk menyerang kelompok yang berbeda pandangan politik yang dibungkus dengan agama. Polarisasi lantas mengarah
kepada ras dan imigran.
“Mereka memanfaatkan kebebasan berkumpul dan berpendapat, menyerang kelompok-kelompok yang berbeda pandangan politik dibungkus agama. Kondisi itu dimanfaatkan oligark (persekutuan pemodal dan kekuasaan) untuk membiayai aktivitas mereka dan membeli suara para pemilih,” kata Sigit.
“Polarisasi kemudian mengarah kepada ras dan imigran. Label buruk yang sebelumnya dilekatkan pada keturunan Tionghoa, kemudian beralih ke Arab karena beberapa ulama keturunan Arab memanfaatkan agama untuk menyerang lawan politik. Ini membuktikan agama tidak lagi mampu menjadi pemersatu,” sambungnya.
Sigit menduga diserangnya Tsamara diakibatkan beberapa hal. Salah satunya terkait latar PSI yang dikenal sebagai oposisi Anies, hingga adanya keterkaitan latar belakang Tsamara dan suami yang masih keturunan Arab.
“Diserangnya Tsamara dengan isu ras, pertama pengunduran dirinya dari PSI mengecewakan para pendukungnya. Kedua kebetulan dia keturunan Arab dan bersuamikan keturunan Arab yang dicurigai dapat membuka rahasia dan strategi PSI kepada Anies dan pendukungnya. PSI dikenal partai yang sangat oposisi terhadap Anies,”imbuhnya.
Tsamara Diserang Usai Keluar PSI
Untuk diketahui, Tsamara Amany mengambil keputusan untuk keluar dari PSI. Usai keluar pun, sejumlah serangan mulai dari SARA hingga cuitan ‘antek Yaman’ menyasar dirinya.
Ada dua serangan tertuju ke Tsamara setelah memutuskan hengkang dari PSI. Keduanya adalah soal komentar dari sebuah akun di Instagram yang menyebut Tsamara kembali ke habitat aslinya sebagai kadrun.
Berikut ini bunyi komentar (ejaan sudah disesuaikan) yang diunggah Tsamara:
Dia kan genetikanya ada bau-bau gurun pasir jadi tidak betah dengan hal-hal yang berbau nasionalis jadi dia kembali ke habitat aslinya yaitu kadrun. Jika saya yang memegang otoritas tertinggi di Indonesia saya akan mengeluarkan dekrit untuk memerintah angkatan bersenjata kita untuk mengirim seluruh para keturunan imigran Arab Yaman tanpa reserve‬ yang ada di Indonesia untuk dikirim ke camp solusi final akhir dan saya pastikan akan jauh ekstrem apa yang pernah dilakukan Nazi Jerman terhadap orang Yahudi.
Selain itu, Tsamara juga diserang menggunakan cuitan suaminya, Ismail Fajrie. Tsamara dispekulasikan keluar dari PSI karena cuitan suaminya.
Di akun Twitter @TsamaraDKI, seperti dilihat Rabu (20/4), ada netizen yang mengunggah screenshot cuitan suami Tsamara. Yang mana, dalam cuitannya suami Tsamara mengapresiasi kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menangani COVID-19.
Cuitan Tsamara-Anies ‘Antek Yaman’ Viral
Lalu yang terkini, Tsamara juga diserang cuitan yang mencatut foto dirinya berpelukan dengan Anies Baswedan dengan narasi ‘antek Yaman’. Seperti dilihat detikcom, Sabtu (23/4/2022), akun @GusNadjb me-retweet salah satu akun yang berisi foto pernikahan Tsamara Amany dengan suaminya dan dihadiri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dalam retweet-nya, akun @GusNadjb menyebut ‘sesama antek Yaman saling berpelukan’.
Cuitan tersebut pun dibantah oleh Ketua GP Ansor Luqman Hakim. Dia menyebut Ansor telah memberikan klarifikasi di akun resmi mereka bahwa akun @GusNadjb bukan milik kader mereka. Ansor pun kini menyelidiki sosok di balik akun @GusNadjb.
“Ini klarifikasi resmi dari PP Ansor. Tim Cyber Ansor sedang melakukan investigasi untuk membongkar siapa di balik akun yang mencatut foto kader Ansor tersebut,” kata Luqman Hakim kepada wartawan.
Sumber: detik.com